APNEWS - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kebingungan di antara para pejabat pemerintahannya setelah pada Jumat 22 Maret 2019 mengatakan bahwa dirinya akan menarik sejumlah sanksi terharap Korea Utara yang dikeluarkan oleh pemerintahnya sendiri.
"Diumumkan hari ini bahwa Kementerian Keuangan Amerika Serikat akan menerapkan sanksi tambahan dalam skala besar kepada Korea Utara. Pada hari ini saya telah memerintahkan penarikan seluruh sanksi-sanksi tambahan itu," tulis Donald Trump dalam akun Twitter-nya.
Dikutip dari laman CNN, Sabtu (23/3/2019) Cuitan itu dilaporkan telah memicu kebingungan dalam sistem pemerintahan. Para pejabat Gedung Putih berusaha memahami apa yang dimaksud oleh sang presiden.
Belum jelas sanksi apa yang dimaksud oleh Donald Trump. Namun, belum lama ini Amerika Serikat memasukkan dalam daftar hitam dua perusahaan pengiriman asal China yang diduga telah membantu Korea Utara menghindari sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepadanya.
Denuklirisasi
Penasihat kepresidenan Amerika Serikat bidang keamanan nasional mengatakan bahwa Presiden Donald Trump terbuka untuk lebih banyak pembicaraan dengan Korea Utara mengenai denuklirisasi, meskipun ada laporan bahwa mereka mengaktifkan kembali sebagian dari program misilnya.
BACA JUGA : Tok! Fox Diakuisisi Disney Rp 1 Kuadriliun
Aktivitas baru telah terdeteksi di sebuah pabrik yang memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korea Utara yang mampu mencapai Amerika Serikat, lapor surat kabar JoongAng Ilbo dan Donga Ilbo Korea Selatan, mengutip para anggota parlemen yang mendapat pengarahan dari National Intelligence Service.
Kepala mata-mata Korea Selatan Suh Hoon mengatakan kepada anggota parlemen di Seoul bahwa kendaraan kargo terlihat bergerak di sekitar pabrik ICBM Korea Utara di Sanumdong baru-baru ini, JoongAng Ilbo melaporkan, seperti dikutip dari The Malay Mail.
Surat kabar itu juga mengutip Suh yang mengatakan Korea Utara terus menjalankan fasilitas pengayaan uraniumnya di kompleks nuklir utama Yongbyon setelah pertemuan puncak pertama Trump dan Kim di Singapura Juni lalu.
Pabrik Sanumdong memproduksi Hwasong-15 ICBM, yang dapat terbang lebih dari 13.000 km. Setelah uji terbang pada tahun 2017, Korea Utara menyatakan penyelesaian "kekuatan nuklir negara" sebelum melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat tahun lalu.
"Diumumkan hari ini bahwa Kementerian Keuangan Amerika Serikat akan menerapkan sanksi tambahan dalam skala besar kepada Korea Utara. Pada hari ini saya telah memerintahkan penarikan seluruh sanksi-sanksi tambahan itu," tulis Donald Trump dalam akun Twitter-nya.
Dikutip dari laman CNN, Sabtu (23/3/2019) Cuitan itu dilaporkan telah memicu kebingungan dalam sistem pemerintahan. Para pejabat Gedung Putih berusaha memahami apa yang dimaksud oleh sang presiden.
Belum jelas sanksi apa yang dimaksud oleh Donald Trump. Namun, belum lama ini Amerika Serikat memasukkan dalam daftar hitam dua perusahaan pengiriman asal China yang diduga telah membantu Korea Utara menghindari sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepadanya.
Denuklirisasi
Penasihat kepresidenan Amerika Serikat bidang keamanan nasional mengatakan bahwa Presiden Donald Trump terbuka untuk lebih banyak pembicaraan dengan Korea Utara mengenai denuklirisasi, meskipun ada laporan bahwa mereka mengaktifkan kembali sebagian dari program misilnya.
BACA JUGA : Tok! Fox Diakuisisi Disney Rp 1 Kuadriliun
Aktivitas baru telah terdeteksi di sebuah pabrik yang memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korea Utara yang mampu mencapai Amerika Serikat, lapor surat kabar JoongAng Ilbo dan Donga Ilbo Korea Selatan, mengutip para anggota parlemen yang mendapat pengarahan dari National Intelligence Service.
Kepala mata-mata Korea Selatan Suh Hoon mengatakan kepada anggota parlemen di Seoul bahwa kendaraan kargo terlihat bergerak di sekitar pabrik ICBM Korea Utara di Sanumdong baru-baru ini, JoongAng Ilbo melaporkan, seperti dikutip dari The Malay Mail.
Surat kabar itu juga mengutip Suh yang mengatakan Korea Utara terus menjalankan fasilitas pengayaan uraniumnya di kompleks nuklir utama Yongbyon setelah pertemuan puncak pertama Trump dan Kim di Singapura Juni lalu.
Pabrik Sanumdong memproduksi Hwasong-15 ICBM, yang dapat terbang lebih dari 13.000 km. Setelah uji terbang pada tahun 2017, Korea Utara menyatakan penyelesaian "kekuatan nuklir negara" sebelum melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat tahun lalu.
No comments:
Post a Comment