APNEWS - Pelaku penembakan di sebuah trem di Utrecht Belanda yang menewaskan tiga orang, telah ditangkap. Ia diketahui bernama Gokmen Tanis (37), pria kelahiran Turki.
Menanggapi insiden itu, Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk serangan dan mengucapkan belasungkawa kepada para korban.
"Kami mengecam dengan keras serangan yang terjadi pada hari ini (Senin, 18 Maret 2019) di Kota Utrecht, Belanda terlepas dari identitas pelaku serangan dan motivasi di belakangnya," kata pihak kementerian dalam sebuah pernyataan, beberapa jam pascapenembakan.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan berharap ketabahan untuk para keluarga yang ditinggalkan, serta kesembuhan yang cepat bagi mereka yang terluka," lanjut pernyataan itu.
"Dalam menghadapi serangan ini, kami bersolidaritas penuh dengan warga Belanda dan pemerintah," pungkasnya.
Meskipun identitas pelaku penembakan trem telah diketahui, motif di balik serangan masih menjadi misteri.
Otoritas Negeri Tulip sempat cemas, mengeluarkan peringatan ancaman terorisme di Kota Utrecht ke tingkat tertinggi. Hal itu mengingat insiden terjadi hanya tiga hari berselang dari penembakan dua masjid yang berdekatan di Kota Christchurch, Selandia Baru.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga sempat mengatakan bahwa motif terorisme tidak bisa dikesampingkan.
"Negara kita hari ini dikejutkan oleh serangan di Utrecht ... Motif teroris tidak bisa dikesampingkan," kata Rutte.
"Orang-orang tak bersalah telah jadi korban kekerasan," katanya.
Meski demikian, saat ini kasus tengah berada di bawah peneyelidikan berbagai entitas, khususnya otoritas Belanda. Mereka tengah berusaha menyingkap motif sebenarnya di balik serangan.
Sementara itu, Turki ragu bahwa serangan benar-benar bermotif teror. Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin, mengatakan bahwa badan intelijen negaranya tengah menyelidiki kasus. Ankara akan memastikan apakah serangan bermotif teror seperti yang dicurigai beberapa pihak atau justru alasan pribadi.
Seorang jaksa penuntut baru-baru ini mengatakan insiden kemungkinan terjadi karena "alasan keluarga," sebagaimana diwartakan oleh AFP dikutip dari The Jerusalem Post.
Segera setelah pernyataan diberikan, kantor berita Turki Anadolu yang dikelola pemerintah mengutip pernyataan saudara laki-laki pelaku.
Pria tersebut mengatakan, bahwa saudaranya telah menembak seorang kerabat di trem lalu menyerang orang-orang yang mencoba membantu.
Motif serangan yang sebenarnya akan diketahui pasca selesainya proses penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Belanda maupun intelijen Turki.
Menanggapi insiden itu, Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk serangan dan mengucapkan belasungkawa kepada para korban.
"Kami mengecam dengan keras serangan yang terjadi pada hari ini (Senin, 18 Maret 2019) di Kota Utrecht, Belanda terlepas dari identitas pelaku serangan dan motivasi di belakangnya," kata pihak kementerian dalam sebuah pernyataan, beberapa jam pascapenembakan.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan berharap ketabahan untuk para keluarga yang ditinggalkan, serta kesembuhan yang cepat bagi mereka yang terluka," lanjut pernyataan itu.
"Dalam menghadapi serangan ini, kami bersolidaritas penuh dengan warga Belanda dan pemerintah," pungkasnya.
Meskipun identitas pelaku penembakan trem telah diketahui, motif di balik serangan masih menjadi misteri.
Otoritas Negeri Tulip sempat cemas, mengeluarkan peringatan ancaman terorisme di Kota Utrecht ke tingkat tertinggi. Hal itu mengingat insiden terjadi hanya tiga hari berselang dari penembakan dua masjid yang berdekatan di Kota Christchurch, Selandia Baru.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga sempat mengatakan bahwa motif terorisme tidak bisa dikesampingkan.
"Negara kita hari ini dikejutkan oleh serangan di Utrecht ... Motif teroris tidak bisa dikesampingkan," kata Rutte.
"Orang-orang tak bersalah telah jadi korban kekerasan," katanya.
Meski demikian, saat ini kasus tengah berada di bawah peneyelidikan berbagai entitas, khususnya otoritas Belanda. Mereka tengah berusaha menyingkap motif sebenarnya di balik serangan.
Sementara itu, Turki ragu bahwa serangan benar-benar bermotif teror. Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin, mengatakan bahwa badan intelijen negaranya tengah menyelidiki kasus. Ankara akan memastikan apakah serangan bermotif teror seperti yang dicurigai beberapa pihak atau justru alasan pribadi.
Seorang jaksa penuntut baru-baru ini mengatakan insiden kemungkinan terjadi karena "alasan keluarga," sebagaimana diwartakan oleh AFP dikutip dari The Jerusalem Post.
Segera setelah pernyataan diberikan, kantor berita Turki Anadolu yang dikelola pemerintah mengutip pernyataan saudara laki-laki pelaku.
Pria tersebut mengatakan, bahwa saudaranya telah menembak seorang kerabat di trem lalu menyerang orang-orang yang mencoba membantu.
Motif serangan yang sebenarnya akan diketahui pasca selesainya proses penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Belanda maupun intelijen Turki.
No comments:
Post a Comment