APNEWS - Tempat wisata di Inggris begitu beragam, apalagi di London. Meski hanya sehari, banyak tempat yang bisa didatangi.
Ke London untuk bekerja, tidak membuat saya tak bisa jalan-jalan. Ya, meski waktunya memang sempit banget sih. Kalau dihitung-hitung, saya cuma punya waktu kosong kurang dari sehari karena sorenya, saya sudah harus kembali ke hotel untuk meluncur ke bandara dan terbang ke Jakarta.
Saya ke London dalam rangka meliput London Book Fair 2019. Acara yang wajib saya datangi sangat banyak karena Indonesia memiliki sekitar 100 program di sana. Jamnya pun berbarengan sehingga saya terpaksa memilih-milih acara.
Di hari terakhir, saya sebenarnya sudah tidak ingin jalan-jalan. Kaki saya rasanya sudah capek. Tapi setelah saya pikir-pikir, belum tentu saya kembali ke Inggris lagi dalam waktu dekat. Maka dengan mengumpulkan semangat, saya memutuskan untuk berjalan-jalan.
Jika dihitung-hitung, saya hanya punya waktu lima jam untuk jalan-jalan. Saya pun memulainya dengan mengunjungi Buckingham Palace yang bisa ditempuh dengan kereta dalam waktu kurang dari 15 menit.
Modal saya cuma satu kartu Oyster yang saya beli untuk tujuh hari seharga 42 Poundsterling (Rp 783 ribu). Kalau kamu mau beli yang harian saja juga bisa kok. Harganya cuma sekitar 13 Poundsterling. Kartu itu sudah bisa kamu pakai untuk seluruh transportasi di London di zona 1 - 6.
BACA JUGA : Liburan di Labuan Bajo, Cobain Bermalam di Kapal Wisata
Saya memulai perjalanan saya sekitar pukul 10.00 waktu setempat dari Stasiun Hammersmith karena hotel saya sangat dekat dari situ. Saya menuju Stasiun Green Park untuk menuju Buckingham Palace. Dari stasiun itu, Buckingham Palace bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar lima menit.
Sepanjang jalan kaki itu, saya menemui sebuah taman dengan pohon-pohon yang sedang meranggas alias tak berdaun. Cukup bagus untuk foto-foto. Tak terasa, kaki saya sudah menginjak pelataran istana yang menjadi salah satu landmark kota London itu.
Di istana ini, selain foto-foto, para turis juga bisa melihat upacara pergantian penjaga istana yang fenomenal itu. Tapi tentu saja ada jam-jam tertentu yang saya sendiri tak mungkin menunggu. Jadi di sini, saya hanya singgah untuk foto-foto saja. Kata teman saya, cuma meninggalkan jejak saja.
Dari situ, saya melanjutkan perjalanan saya ke St James Park yang berada tak jauh dari Istana Buckingham. Taman ini memiliki danau kecil bernama 'St James Lake' yang tenang dan menyejukkan. Hewan-hewan seperti pelikan berenang di danau itu.
Di kanan-kirinya tumbuh pohon-pohon berbunga nan cantik. Saat musim semi, taman ini biasanya dipenuhi bunga-bunga cantik. Tapi karena saat saya di sana baru saja selesai musim dingin, jadilah bunga-bunga itu belum ada. Jika lelah, ada banyak bangku taman yang bisa dijadikan tempat duduk sebentar. Tentu saja sambil foto-foto.
Tepat di depan taman itu terdapat sejumlah tempat memorial seperti Queen Alexandra, Ratu Elizabeth dan King George VI. Dan di sekitar lokasi itu, saya juga menemukan telepon umum merah khas London yang sudah pasti wajib menjadi tempat berfoto para turis.
Kadang turis harus antre untuk bisa berfoto di telepon umum tersebut. Tapi beruntung, waktu saya sampai di sana, tidak banyak turis. Saya cuma perlu menunggu satu fotografer yang sedang memotret telepon umum legendaris itu.
Dari situ, tujuan saya berikutnya adalah Trafalgar Square. Tempat ini masih bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar lima menit. Trafalgar Square adalah sebuah alun-alun yang berada di pusat kota London.
Di tengah-tengah alun-alun terdapat monumen Laksamana Horatio Nelson, pahlawan dan pemimpin angkatan laut Inggris yang terbunuh dalam pertempuran Trafalgar. Monumen ini disebut dengan Nelson's Column.
Tempat ini dijadikan pengenang Pertempuran Trafalgar yang terjadi pada tahun 1805. Sebelumnya nama ini bernama King William the Fourth's Square. Di tempat ini sering digunakan untuk tempat demonstrasi.
Di tempat ini juga terdapat Geleri Nasional London. Tapi saya tidak masuk karena waktu tidak memungkinkan. Alhasil, saya cuma foto saja dan memilih untuk melanjutkan destinasi berikutnya, London Eye.
Untuk ke sana, saya perlu berjalan kaki sekitar dua menit ke Stasiun Charing Cross. Dari situ, saya naik kereta menuju St Thomas's Hospital County Hall. Perjalanan dengan kereta ini membutuhkan waktu sekitar 5 menit dengan empat perhentian.
Tiba di Stasiun Charing Cross, saya hanya perlu berjalan sekitar lima menit menuju London Eye yang terkenal itu. Kalau mau naik, antreannya sangat panjang jadi saya memilih berfoto saja. Dan saya pun melanjutkan perjalanan ke London Bridge yang terkenal.
Dari London Eye, saya berjalan kaki ke arah Stasiun Waterloo Underground. Jalan kakinya sekitar sembilan menit dari London Eye. Saya naik Jubilee selama empat menit dengan dua pemberhentian dan saya sudah sampai Stasiun London Bridge.
Saya cuma perlu berjalan sekitar empat menit menuju jembatan fenomenal itu. Di tempat ini, lagi-lagi saya cuma berfoto saja karena saat saat melirik jam, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 14.00 waktu setempat.
Saya sempat berjalan-jalan di sekitar London Bridge. Ada banyak toko suvenir tempat kamu bisa membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci dan tempelan kulkas. Harganya sekitar 2 Pounsterling hingga 6 Poundsterling (Rp 37-111 ribuan), tergantung barangnya.
Setelah kurang lebih 14 menit berjalan-jalan, saya memutuskan kembali ke Stasiun London Bridge untuk menumpan Jubilee menuju Stasiun Green Park. Perjalanannya hanya membutuhkan waktu sekitar delapan menit.
BACA JUGA : Fakta-fakta Air Laut 'Terbelah' di Bawah Jembatan Suramadu
Saya lalu melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Hammersmith dengan Picadilly. Waktu tempuh perjalanan ini sekitar 15 menit dengan tujuh pemberhentian. Begitu tiba di Stasiun Hammersmith, saya melirik jam dan ternyata waktu baru menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat.
Ah, saya masih punya waktu untuk ke Marks & Spencer untuk membeli stroberi dan Rasberry untuk oleh-oleh. Saya juga sempat ke Primark untuk membeli barang pesanan teman sebelum saya kembali ke hotel untuk langsung meluncur ke bandara dan terbang ke Jakarta.
Ke London untuk bekerja, tidak membuat saya tak bisa jalan-jalan. Ya, meski waktunya memang sempit banget sih. Kalau dihitung-hitung, saya cuma punya waktu kosong kurang dari sehari karena sorenya, saya sudah harus kembali ke hotel untuk meluncur ke bandara dan terbang ke Jakarta.
Saya ke London dalam rangka meliput London Book Fair 2019. Acara yang wajib saya datangi sangat banyak karena Indonesia memiliki sekitar 100 program di sana. Jamnya pun berbarengan sehingga saya terpaksa memilih-milih acara.
Di hari terakhir, saya sebenarnya sudah tidak ingin jalan-jalan. Kaki saya rasanya sudah capek. Tapi setelah saya pikir-pikir, belum tentu saya kembali ke Inggris lagi dalam waktu dekat. Maka dengan mengumpulkan semangat, saya memutuskan untuk berjalan-jalan.
Jika dihitung-hitung, saya hanya punya waktu lima jam untuk jalan-jalan. Saya pun memulainya dengan mengunjungi Buckingham Palace yang bisa ditempuh dengan kereta dalam waktu kurang dari 15 menit.
Modal saya cuma satu kartu Oyster yang saya beli untuk tujuh hari seharga 42 Poundsterling (Rp 783 ribu). Kalau kamu mau beli yang harian saja juga bisa kok. Harganya cuma sekitar 13 Poundsterling. Kartu itu sudah bisa kamu pakai untuk seluruh transportasi di London di zona 1 - 6.
BACA JUGA : Liburan di Labuan Bajo, Cobain Bermalam di Kapal Wisata
Saya memulai perjalanan saya sekitar pukul 10.00 waktu setempat dari Stasiun Hammersmith karena hotel saya sangat dekat dari situ. Saya menuju Stasiun Green Park untuk menuju Buckingham Palace. Dari stasiun itu, Buckingham Palace bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar lima menit.
Sepanjang jalan kaki itu, saya menemui sebuah taman dengan pohon-pohon yang sedang meranggas alias tak berdaun. Cukup bagus untuk foto-foto. Tak terasa, kaki saya sudah menginjak pelataran istana yang menjadi salah satu landmark kota London itu.
Di istana ini, selain foto-foto, para turis juga bisa melihat upacara pergantian penjaga istana yang fenomenal itu. Tapi tentu saja ada jam-jam tertentu yang saya sendiri tak mungkin menunggu. Jadi di sini, saya hanya singgah untuk foto-foto saja. Kata teman saya, cuma meninggalkan jejak saja.
Dari situ, saya melanjutkan perjalanan saya ke St James Park yang berada tak jauh dari Istana Buckingham. Taman ini memiliki danau kecil bernama 'St James Lake' yang tenang dan menyejukkan. Hewan-hewan seperti pelikan berenang di danau itu.
Di kanan-kirinya tumbuh pohon-pohon berbunga nan cantik. Saat musim semi, taman ini biasanya dipenuhi bunga-bunga cantik. Tapi karena saat saya di sana baru saja selesai musim dingin, jadilah bunga-bunga itu belum ada. Jika lelah, ada banyak bangku taman yang bisa dijadikan tempat duduk sebentar. Tentu saja sambil foto-foto.
Tepat di depan taman itu terdapat sejumlah tempat memorial seperti Queen Alexandra, Ratu Elizabeth dan King George VI. Dan di sekitar lokasi itu, saya juga menemukan telepon umum merah khas London yang sudah pasti wajib menjadi tempat berfoto para turis.
Kadang turis harus antre untuk bisa berfoto di telepon umum tersebut. Tapi beruntung, waktu saya sampai di sana, tidak banyak turis. Saya cuma perlu menunggu satu fotografer yang sedang memotret telepon umum legendaris itu.
Dari situ, tujuan saya berikutnya adalah Trafalgar Square. Tempat ini masih bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar lima menit. Trafalgar Square adalah sebuah alun-alun yang berada di pusat kota London.
Di tengah-tengah alun-alun terdapat monumen Laksamana Horatio Nelson, pahlawan dan pemimpin angkatan laut Inggris yang terbunuh dalam pertempuran Trafalgar. Monumen ini disebut dengan Nelson's Column.
Tempat ini dijadikan pengenang Pertempuran Trafalgar yang terjadi pada tahun 1805. Sebelumnya nama ini bernama King William the Fourth's Square. Di tempat ini sering digunakan untuk tempat demonstrasi.
Di tempat ini juga terdapat Geleri Nasional London. Tapi saya tidak masuk karena waktu tidak memungkinkan. Alhasil, saya cuma foto saja dan memilih untuk melanjutkan destinasi berikutnya, London Eye.
Untuk ke sana, saya perlu berjalan kaki sekitar dua menit ke Stasiun Charing Cross. Dari situ, saya naik kereta menuju St Thomas's Hospital County Hall. Perjalanan dengan kereta ini membutuhkan waktu sekitar 5 menit dengan empat perhentian.
Tiba di Stasiun Charing Cross, saya hanya perlu berjalan sekitar lima menit menuju London Eye yang terkenal itu. Kalau mau naik, antreannya sangat panjang jadi saya memilih berfoto saja. Dan saya pun melanjutkan perjalanan ke London Bridge yang terkenal.
Dari London Eye, saya berjalan kaki ke arah Stasiun Waterloo Underground. Jalan kakinya sekitar sembilan menit dari London Eye. Saya naik Jubilee selama empat menit dengan dua pemberhentian dan saya sudah sampai Stasiun London Bridge.
Saya cuma perlu berjalan sekitar empat menit menuju jembatan fenomenal itu. Di tempat ini, lagi-lagi saya cuma berfoto saja karena saat saat melirik jam, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 14.00 waktu setempat.
Saya sempat berjalan-jalan di sekitar London Bridge. Ada banyak toko suvenir tempat kamu bisa membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci dan tempelan kulkas. Harganya sekitar 2 Pounsterling hingga 6 Poundsterling (Rp 37-111 ribuan), tergantung barangnya.
Setelah kurang lebih 14 menit berjalan-jalan, saya memutuskan kembali ke Stasiun London Bridge untuk menumpan Jubilee menuju Stasiun Green Park. Perjalanannya hanya membutuhkan waktu sekitar delapan menit.
BACA JUGA : Fakta-fakta Air Laut 'Terbelah' di Bawah Jembatan Suramadu
Saya lalu melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Hammersmith dengan Picadilly. Waktu tempuh perjalanan ini sekitar 15 menit dengan tujuh pemberhentian. Begitu tiba di Stasiun Hammersmith, saya melirik jam dan ternyata waktu baru menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat.
Ah, saya masih punya waktu untuk ke Marks & Spencer untuk membeli stroberi dan Rasberry untuk oleh-oleh. Saya juga sempat ke Primark untuk membeli barang pesanan teman sebelum saya kembali ke hotel untuk langsung meluncur ke bandara dan terbang ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment